Padang - Warga Kota Padang merasa nyaman berkomunikasi sepanjang tahun 2021 lalu. Apalagi di tahun tersebut, pandemi Covid-19 sedang menjadi-jadi. Warga lebih memilih berkomunikasi dengan handphone dan menggunakan jaringan internet.
“Berdasarkan pengukuran indeks Kota Layak Huni Kota Padang, komunikasi memiliki nilai tertinggi. Artinya, berdasarkan persepsi warga kota, merasa sangat puas dengan layanan kota terhadap aspek komunikasi, ”sebut Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Padang Yenni Yuliza, Minggu (30/1/2022).
Berdasarkan indeks Kota Layak Huni Kota Padang, aspek komunikasi berada di angka 82, 40 persen. Angka ini naik dibanding tahun sebelumnya (2020). Dimana pada tahun 2020, aspek komunikasi berada di angka 79, 16 persen.
“Selama masa pandemi, aspek komunikasi sangat penting bagi warga kota, dan alhamdulillah medapat pelayanan memuaskan, ” jelas Yenni Yuliza.
Sepanjang tahun 2021, Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Padang melayani warga dengan baik. Jaringan internet dipasang di sejumlah lokasi publik. Seperti di perkantoran, masjid dan musala, tempat keramaian, dan sebagainya.
Berdasarkan data, pada tahun 2021 terpasang jaringan internet di 23 puskesmas, 11 kantor camat, 104 kantor lurah, 16 rumah ibadah, serta di 20 titik tempat publik. Tidak itu saja, warga yang berada di seputar kantor camat dan kantor lurah, bebas mengakses internet. Selama masa pandemi itu, warga tidak lagi mengeluh saat anaknya belajar secara daring, serta rapat melalui aplikasi zoom meeting.
Sementara itu, di tahun 2021 lalu, warga juga merasa nyaman dengan fasilitas keagamaan. Indeks fasilitas keagamaan berada di angka 81, 52 persen. Kemudian diikuti dengan aspek politik kota di angka 76, 55 persen.
“Sedangkan indeks terendah yang dirasakan warga yakni fasilitas kesenian dan kebudayaan yang hanya berada di 48, 37 persen, ”ungkap Yenni Yuliza.
Seperti diketahui, Kota Layak Huni merupakan istilah yang menggambarkan lingkungan dan suasana kota yang nyaman bagi penghuninya untuk sebagai tempat tinggal dan beraktifitas, dipandang dari berbagai aspek, seperti secara fisik yakni fasilitas perkotaan, infrastruktur, perencanaan tata ruang, dan sebagainya. Serta aspek non fisik, seperti hubungan sosial, kegiatan ekonomi, dan lainnya. Tujuan pengukuran Kota Layak Huni adalah untuk mengukur kualitas kehidupan warga Kota Padang berdasarkan persepsi warga kota, serta memberikan masukan bagi pemangku kepentingan dalam proses perencanaan dan pembangunan perkotaan dimasa mendatang. Termasuk memberikan masukan dan referensi bagi pemangku kepentingan dalam merumuskan strategi, kebijakan, program/kegiatan dan pelaksanaan pembangunan yang tepat yang harus dilakukan untuk meningkatkan nilai ‘livable city index’ Kota Padang dimasa mendatang agar terwujud Kota Padang yang layak huni.
Pengambilan sampel Kota Layak Huni dilakukan dengan menggunakan “Rumus Slovin” dengan batas margin error 3 persen dan tingkat kepercayaan 97 persen. Jumlah sampel yakni 1.100 sampel. Pembagian jumlah sebaran sampel ke kelurahan dibagi secara proporsional berdasarkan pertimbangan jumlah penduduk per kelurahan.(**)